Monday, February 11, 2008

Donor Darah

Kalo ingat donor darah, jadi ingat masa lalu (cieeeee, loh?!)
Iya, ini bukan kisah asmara, tapi kisah kasih anak sekolah (loh..loh?!)
Bukan...bukan, kisahnya pas waktu opspek masih ada di kampus (sekarang juga masih ada kan??), ada beberapa orang yang menjadi semacam "simbol" angkatan, mereka orangnya lucuw-lucuw bangetz, nah, sewaktu ada aksi donor darah, salah seorang "simbol" angkatan tuh disuruh ngulangin kata-kata senior. Pas diulang ma dia, spontan seisi ruangan riuh rendah dengan tawa, why??? Karena eh karena merusak pikiran (ups, maaf keceplosan-nyanyi, hehe) Ok, blogger, kembali ke laptop cerita tadi, ternyata sodara-sodara, sewaktu dia menyebutkan "donor darah" itulah yang membuat seisi ruangan tertawa, karena suaranya yang berat se ton dan logat bataknya yang begitu kental itulah yang terdengar lucu.
Ok, kita kembali ke masa kini. Kemarin sore aku ditelepon keluarga yang lagi perlu darah A untuk operasi sesar . Kebetulan golongan darahku A. Ya udah, sehabis maghrib rencananya aku akan donor darah di PMI Kota Pontianak, tapi berhubung aku perginya sama Dian Prawira dan si Dian ini lagi ada urusan, akhirnya terpaksa keberangkatan ada delay sedikit (halah! kayak pesawat aja ada delaynya). Dan...setelah azan isya baru kami berangkat ke PMI. Setelah sampai di PMI ternyata Aknimori (nama kameranya Dian-ck..ck..ck..kamera aja bernama ya?) ketinggalan dirumah dan Dian pun segera menjemputnya. Setelah menyelesaikan ngisi lembar registrasi, sampailah kita pada bagian yang paling tidak kusukai, kenapa? karena di bagian ini nih (pemeriksaan tekanan darah golongan darah dan HB darah) sakitnya tak terperikan. Gimana nggak, ujung salah satu jari ditusuk pake jarum yang sakitnya minta ampyun DJ dan sakitnya masih lumayan terasa sampai sekarang. Kalo yang baru pertama kali, setelah diperiksa darahnya, biasanya ditimbang berat badan dulu, kalo tidak dibawah berat standar pendonor, baru bisa donor, kalo nggak, ya tak bisa donor-takutnya abis donor bukan sehat yang didapat, malah bisa-bisa sakit, gitu loh!. Nah, setelah semua itu dilalui, proses selanjutnya adalah pengambilan darah, rasanya nggak sesakit sewaktu diambil sampel darah yang sebelumnya. Untuk yang kali ini nih, prosesnya lebih cepat dari sewaktu aku donor sebelumnya, tak sampai 10 menit sudah selesai. Setelah diberi selotip plester di bekas jarum, aku dipersilahkan menyantap makanan yang tersedia, ada opor ayam, ketupat, sate, bakso, nasi lengkap telur rebus, susu dan obat penambah darah. Tapi, setelah selesai makan, kok ada darah yang keluar dari luka bekas tusukan jarum tadi, petugas yang tadi mengambil darahku pun kemudian membersihkan darah yang keluar dan mengganti plester yang sebelumnya dengan yang baru. O iya, sesi fotonya (halah!) hanya pada saat penggantian plester saja, soalnya paparazzinya lagi nemenin mamarazzi, hehe. Ntar fotonya menyusul yah.

Ayo...Donor darah!!!

Khatulistiwa, 11 Februari 2008

[+/-] Selengkapnya...

6 comments:

motosuki said...

iya..ayo ndonor darah :p

Zoehrie said...

eh...ada om moto (lagi)
ternyata kita sama-sama Donor Darah Mania
Ayo kita kampayekan donor darah, kan donor darah bisa menyehatkan, ye ndak??!!

rizko said...

hehehe iya, ayo kampanyekan donor darah, bisa bikin gemuk badan loh hehehe :D

rovich said...

#kurnia
hm...statementnya terbukti tuh :D

jadi tadi malam itu abis mampir ke rumahnya tante Vam (pire) ya...nyetor darah :D pantes maka kentang gorengnya lahap bener...kelaperan rupanya... :P

btw, gimana yang operasi cesar udah selesai?hasilnya di ceritakan lagi dunk ;)

Pipiew said...

ii..nyamanlah tuu dapat telur rebus + susu gratis, fi kmaren minta ndak dikasi same orang PMI-nye, gara-gara ndak lulus persyaratan pertama *BB*, uhuuuhuhuu...

Zoehrie said...

@Tante pipiew (lagi): ya gitulah, sekalian perbaikan gizi, heuheheuheuhe