Malam tadi (kamis, 27-03-08), sekitar jam 10 malam aku beranjak turun tuk pulang kerumah sekalian mengantar seorang sahabat pulang kerumahnya di kawasan Adi Sucipto-Kampung Arang. Sebelum berangkat, telah ku cek bensin motor yang kupakai.
"Masih cukup sampai rumah, besok baru isi bensin" pikirku.
Namun, malang tak dapat ditolak. Sehabis mengantar, tak seberapa jauh dari Parit Bugis-Arteri Supadio, laju motorku mulai tersendat dan....mogok! kehabisan bensin. "Ah, perkiraanku meleset" pikirku sejenak. Ku starter, namun tak kunjung mau hidup mesinnya.
Mau tak mau, kukayuh "sepeda" motor dengan posisi masih berada di atas motor. Sempat kucoba mendorongnya sambil jalan, namun apa daya, sepertinya aku sudah letih, akhirnya kembali kunaiki motor sambil kaki terus "mengayuh".
Sambil "mengayuh" kulihat sekeliling, mencari-cari siapa tahu ada kios bensin nyasar, namun entah kenapa, malam itu suasananya begitu lengang tak seperti biasanya dan sejauh mata memandang tak tampak secercah cahayapun khas kios bensin yang terlihat. Orang yang lalu lalang di jalan itupun sepertinya tak menghiraukan keberadaanku yang terlihat letih "mengayuh" sepeda motor sendirian.
Agak down juga awalnya, karena sepinya jalan dan kesendirianku saat itu. Akhirnya, pasrah saja dan terus "mengayuh" dengan kepenatan kaki yang menjadi-jadi. Ditengah kepenatan yang mendera itulah, ada satu motor yang merapat kearahku dan sosok yang mengendarai motor itu memakai baju kaos dan celana pendek tanpa helm. Postur tubuhnya kurang lebih sama denganku. Ia pun bertanya:
"Ngape bang?"
"Abis bensin" jawabku dengan wajah yang sedikit memelas *halah!*
"Ooo...saye doronglah kalo gitu" sahutnya kemudian
"Alhamdulillah" gumamku dalam hati
Sejurus kemudian, motorku pun di dorong abang yang baik hati ini sambil melihat-lihat kios bensin terdekat. Di perjalanan, sempat kutanya ia mau kemana, mau pulang ke purnama jawabnya singkat dan ada beberapa tanya jawab yang terjadi sebelum akhirnya di depan ada sebuah kios bensin yang masih buka.
Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun bergegas melanjutkan perjalanan.
Aku pun langsung mengisi bensin dan segera memacu motor ke arah pulang sekalian mengejar si abang baik hati tadi dan...terkejar juga akhirnya. Sebelumnya, aku lupa menanyakan namanya, karena sewaktu akan mengisi bensin, ia terlanjur pergi duluan. Rupanya, nama si abang baik hati ini HERI.
Ada satu hal yang menggelitik untuk ku tanya, berhubung ia mau pulang ke arah purnama, namun sama sekali ia tak memakai helm. Iseng saja kutanya "Ndak ape-ape ke bang tak pake helm, kan abang baleknye ke purnama?"
"Saye polisi, tadi maen-maen kerumah kawan, pas mau balek helm saye dah tak ade, ni lah helm polisi jak diembat" jawabnya dengan nada sedikit kesal.
Terjawab sudah penasaranku. Awalnya aku mau nawari untuk memakai helmku saja, namun setelah tahu ia polisi, tak menjadi masalah pikirku, toh ia tentu lebih tau konsekuensi tak memakai helm.
Terlepas dari itu semua, dalam hari aku bersyukur, saat ini ternyata masih banyak insan-insan yang baik yang bertebaran dibumi Allah ini. Abang baik hati ini salah satunya.
Semoga tetap banyak insan-insan yang baik di bumi ini, aamin!
Dan sesampainya dirumah, kedua kakiku terasa begitu pegal, dikarenakan mengayuh "sepeda " motor yang lumayan jauh. "Ah, beginilah kalo kurang olah raga" pikirku.
Wallahu'alam
Khatulistiwa, 28 Maret 2008
"Masih cukup sampai rumah, besok baru isi bensin" pikirku.
Namun, malang tak dapat ditolak. Sehabis mengantar, tak seberapa jauh dari Parit Bugis-Arteri Supadio, laju motorku mulai tersendat dan....mogok! kehabisan bensin. "Ah, perkiraanku meleset" pikirku sejenak. Ku starter, namun tak kunjung mau hidup mesinnya.
Mau tak mau, kukayuh "sepeda" motor dengan posisi masih berada di atas motor. Sempat kucoba mendorongnya sambil jalan, namun apa daya, sepertinya aku sudah letih, akhirnya kembali kunaiki motor sambil kaki terus "mengayuh".
Sambil "mengayuh" kulihat sekeliling, mencari-cari siapa tahu ada kios bensin nyasar, namun entah kenapa, malam itu suasananya begitu lengang tak seperti biasanya dan sejauh mata memandang tak tampak secercah cahayapun khas kios bensin yang terlihat. Orang yang lalu lalang di jalan itupun sepertinya tak menghiraukan keberadaanku yang terlihat letih "mengayuh" sepeda motor sendirian.
Agak down juga awalnya, karena sepinya jalan dan kesendirianku saat itu. Akhirnya, pasrah saja dan terus "mengayuh" dengan kepenatan kaki yang menjadi-jadi. Ditengah kepenatan yang mendera itulah, ada satu motor yang merapat kearahku dan sosok yang mengendarai motor itu memakai baju kaos dan celana pendek tanpa helm. Postur tubuhnya kurang lebih sama denganku. Ia pun bertanya:
"Ngape bang?"
"Abis bensin" jawabku dengan wajah yang sedikit memelas *halah!*
"Ooo...saye doronglah kalo gitu" sahutnya kemudian
"Alhamdulillah" gumamku dalam hati
Sejurus kemudian, motorku pun di dorong abang yang baik hati ini sambil melihat-lihat kios bensin terdekat. Di perjalanan, sempat kutanya ia mau kemana, mau pulang ke purnama jawabnya singkat dan ada beberapa tanya jawab yang terjadi sebelum akhirnya di depan ada sebuah kios bensin yang masih buka.
Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun bergegas melanjutkan perjalanan.
Aku pun langsung mengisi bensin dan segera memacu motor ke arah pulang sekalian mengejar si abang baik hati tadi dan...terkejar juga akhirnya. Sebelumnya, aku lupa menanyakan namanya, karena sewaktu akan mengisi bensin, ia terlanjur pergi duluan. Rupanya, nama si abang baik hati ini HERI.
Ada satu hal yang menggelitik untuk ku tanya, berhubung ia mau pulang ke arah purnama, namun sama sekali ia tak memakai helm. Iseng saja kutanya "Ndak ape-ape ke bang tak pake helm, kan abang baleknye ke purnama?"
"Saye polisi, tadi maen-maen kerumah kawan, pas mau balek helm saye dah tak ade, ni lah helm polisi jak diembat" jawabnya dengan nada sedikit kesal.
Terjawab sudah penasaranku. Awalnya aku mau nawari untuk memakai helmku saja, namun setelah tahu ia polisi, tak menjadi masalah pikirku, toh ia tentu lebih tau konsekuensi tak memakai helm.
Terlepas dari itu semua, dalam hari aku bersyukur, saat ini ternyata masih banyak insan-insan yang baik yang bertebaran dibumi Allah ini. Abang baik hati ini salah satunya.
Semoga tetap banyak insan-insan yang baik di bumi ini, aamin!
Dan sesampainya dirumah, kedua kakiku terasa begitu pegal, dikarenakan mengayuh "sepeda " motor yang lumayan jauh. "Ah, beginilah kalo kurang olah raga" pikirku.
Wallahu'alam
Khatulistiwa, 28 Maret 2008
1 comment:
hmmm...baek buruk emang tergantung darimana kita ngeliatnya ya? wooow..
baek ga klw seorang polisi nyante ja ga pake helm?
buruk ga klw dia ngga pake helm?
woow..
this is turbulence law!
Post a Comment