*****
Kisahnya berawal dari sms istri saya tercinta, dia dapat sms dari temannya:
"Mimi ini s***** suami u***,mau tanya apa benar ini nomer suami mimi +6281215349226"
" bukan tu, mane ade nomer opi 1) kayak gitu" jawab saya singkat
Istri saya membalas: "Td s***** nlp. Numbr th ngaku suami mimi. Ni s***** mta number opi uda omi 2) kasikan"
Saya jawab lagi: "walah, ape ke orang ni, ngaku2 jak"...
Selepas itu, saya agak lupa dengan sms tersebut, dan setelah pulang, istri saya menunjukkan sms dari temannya yang telah dihubungi oleh orang yang mengaku sebagai saya tersebut, kurang lebih isi smsnya seperti ini:
"Ada yang mengaku sebagai suami mimi, dia bilang ada kenal orang kejaksaan yang melakukan lelang barang, harganya murah-murah, ada BB, IPAD dll. kalo tertarik bisa transfer uangnya ke rekening. nanti barangnya dititip ke suami mimi. ngubunginya via telp, ada yang ngaku sebagai suami mimi, ada yang ngaku sebagai orang kejaksaan"
Pertanyaannya sodara-sodara, gimana si penipu ini bisa tau saya dan istri saya, juga kok bisa tau kalo s***** ini berteman dengan saya???
Sebenarnya sih modus yang seperti ini sudah saya dengar, namun ternyata saya alami sendiri.
Untungnya teman tersebut tidak tergiur dengan harga barang murah dan langsung crosschek dengan istri saya dan saya langsung.
Saya juga sudah coba tanya ke teman yang polisi, apa hal ini sudah masuk ranah penipuan, ternyata karena belom ada pihak yang dirugikan, maka belom bisa dilaporkan ke polisi, karena tidak ada pasal yang bisa dikenai ke penipu tersebut (belom ada soalnya kasus/pasal tentang berniat menipu, hehe).
Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran agar kita semua bisa berhati-hati dan melakukan crosschek seandainya hal serupa terjadi. Kata bang Narji: Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku, tapi juga karena ada kesempatan, SWADAYALAH!...SWADAYALAH....
tabik..
Khatulistiwa, 27 September 2011, 09:45 WIB
NB: Opi - Omi : panggilan sayang kami berdua :-)
No comments:
Post a Comment